Sejak jaman Aristoteles, pola berpikir logis telah dikenal sebagai salah satu cara paling efektif didalam penggunaan kemampuan berpikir kita. Sementara gambaran tentang lahirnya ide-ide baru nampaknya tidak selalu dihasilkan melalui proses berpikir secara logis. Beberapa orang diantara kita telah menyadari adanya suatu jenis pola berpikir yang lain, yang khususnya dengan amat mudah kita kenali ketika pola itu membawa kita kepada berbagai ide-ide sederhana yang baru nampak jelas setelah kita pikirkan kembali bagaimana kita sampai pada hasil tersebut.
Hal itu kemudian pada tahun 1967 diperkenalkan oleh Edward de Bono, seorang psikolog dari Malta, sebagai istilah berpikir lateral, yang diterbitkan dalam buku yang berjudul “Berpikir Lateral” pula. Sementara pola “berpikir vertical” merupakan pola berpikir logis konvensional yang selama ini kita kenal dan umum dipakai. Pola berpikir ini dilakukan secara tahap demi tahap berdasarkan fakta yang ada, untuk mencari berbagai alternatif pemecahan masalah, dan akhirnya memilih alternatif yang paling mungkin menurut logika normal/umum/konvensional.
Pola berpikir lateral bukanlah merupakan suatu formula ajaib yang baru, melainkan hanyalah suatu cara untuk memanfaatkan otak kita yang lebih kreatif dan agak berbeda dari biasanya. Sedangkan Pola berpikir lateral tetap menggunakan berbagai fakta yang ada, menentukan hasil akhir apa yang diinginkan, dan kemudian secara kreatif (seringkali tidak dengan cara berpikir tahap demi tahap) mencari alternatif pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang (yang terkadang tidak dapat dihasilkan dengan metoda berpikir tradisional) yang paling mungkin mendukung hasil akhir tersebut. Tidak mengherankan jika pola berpikir lateral sering muncul dalam berbagai penemuan baru dan terobosan dalam ilmu pengetahuan.
Berikut ini adalah contoh yang yang dapat mengilustrasikan tentang cara berpikir lateral.
Seorang saudagar memiliki hutang cukup besar kepada seorang lintah darat yang berwajah jelek dan sudah tua. Ternyata lintah darat itu jatuh hati kepada gadis remaja anak sang saudagar. Lintah darat kemudian menawarkan suatu usul, dimana ia bersedia untuk membebaskan hutang sang saudagar, asal ia boleh mempersunting gadis remaja anaknya.
Tentu saja sang saudagar dan anak gadisnya keberatan dengan usul ini. Mengetahui keberatan tersebut, lintah darat yang licik kemudian mengajukan satu usul lain kepada pihak berwenang untuk menyelesaikan masalah hutang ini. Jika usul inipun ditolak maka sang saudagar harus masuk penjara.
Berdasarkan usulan yang baru, sang lintah darat akan menaruh dua buah kerikil, warna hitam dan putih ke dalam sebuah kantong gelap yang kosong. Selanjutnya anak gadis saudagar tersebut harus mengambil salah satu dari kerikil di dalam kantong. Seandainya kerikil hitam yang terambil, maka ia harus bersedia menjadi istrinya dan hutang ayahnya akan dibebaskan. Apabila kerikil putih yang terambil, maka sang gadis boleh tetap tinggal dengan ayahnya dan hutang ayahnyapun akan dibebaskan. Saudagar dan anak gadisnya terpaksa menyetujui usul ini.
Berombongan dengan pihak berwenang sebagai saksi, mereka semua berjalan di atas jalanan penuh kerikil di taman sang lintah darat. Ia kemudian berhenti sejenak dan secara licik segera mengambil dua buah kerikil. Mata yang tajam dan penuh ketakutan dari sang gadis itu melihat bahwa lintah darat yang licik itu mengambil dua buah kerikil yang berwarna hitam kedua-duanya dan buru-buru memasukkannya ke dalam kantong yang dipegangnya. Selanjutnya ia meminta gadis itu untuk mengambil salah satu kerikil dari dalam kantong guna menentukan peruntungan bagi dirinya dan juga bagi ayahnya.
Berombongan dengan pihak berwenang sebagai saksi, mereka semua berjalan di atas jalanan penuh kerikil di taman sang lintah darat. Ia kemudian berhenti sejenak dan secara licik segera mengambil dua buah kerikil. Mata yang tajam dan penuh ketakutan dari sang gadis itu melihat bahwa lintah darat yang licik itu mengambil dua buah kerikil yang berwarna hitam kedua-duanya dan buru-buru memasukkannya ke dalam kantong yang dipegangnya. Selanjutnya ia meminta gadis itu untuk mengambil salah satu kerikil dari dalam kantong guna menentukan peruntungan bagi dirinya dan juga bagi ayahnya.
Sekarang seandainya kita sebagai gadis remaja tersebut, apa yang akan kita lakukan ? Atau seandainya kita diminta nasihatnya, apa cara yang akan kita sampaikan kepada gadis itu ?
Pola berpikir apa yang akan kita gunakan untuk memecahkan masalah tersebut ? Pola berpikir vertikal akan melakukan analisa secara logis dan hati-hati dimana kemungkinan ada tiga alternatif pemecahan masalah :
- Si gadis menolak untuk mengambil salah satu kerikil dalam kantong.
- Si gadis menunjukkan bahwa ada dua buah kerikil yang berwarna hitam di dalam kantong itu dan dengan demikian menunjukkan bahwa sang lintah darat itu bersifat licik.
- Si gadis mengambil salah satu kerikil, yang pasti berwarna hitam, dan terpaksa mengorbankan dirinya untuk membebaskan hutang ayahnya.
Tidak satupun dari alternatif-alternatif di atas, yang dihasilkan dari pola berpikir vertikal, dapat menolong keduanya baik si gadis maupun ayahnya.
Bagaimana pola berpikir lateral dapat digunakan untuk memecahkan masalah ini secara kreatif, dengan pencapaian hasil maksimal yang lebih baik, jikapun misalnya kerikil yang dimasukkan ke dalam kantong tersebut hitam dan putih ???
Ternyata sang lintah darat memasukkan keduanya kerikil hitam ke dalam kantong. Hal ini diketahui oleh si gadis.
Dalam penjelasan di atas alternatif pemecahan masalah yang disodorkan oleh pola berpikir vertikal tidaklah memuaskan. Pola berpikir lateral dapat digunakan untuk memecahkan masalah ini secara kreatif, dengan pencapaian hasil maksimal yang lebih baik, jikapun misalnya kerikil yang dimasukkan ke dalam kantong tersebut hitam dan putih.
Para pemikir vertikal berkepentingan dengan fakta bahwa si gadis itu harus mengambil salah satu kerikil tersebut dan memperlihatkannya. Ada kepentingan lain yang diambil oleh para pemikir lateral yaitu terkait kerikil yang tersisa dalam kantong dimana jika diperlihatkan bahwa kerikil yang tersisa adalah hitam, tanpa perlu menunjukkan kerikil yang diambil, maka nasib terbaik akan bertiup ke si gadis dan ayahnya.
Alternatif pemecahan masalah menurut pola berpikir lateral adalah sebagai berikut :
Si gadis mengambil salah satu kerikil dalam kantong dan tanpa melihat apa yang dia ambil, berpura-pura tersandung sehingga terjatuh dan kerikilnya terlempar jauh dan berbaur dengan kerikil-kerikil lain yang ada di jalanan, tanpa dapat dikenali lagi.
”Oohhh maaf ..... betapa cerobohnya saya sehingga tersandung dan kerikilnya terjatuh. Tetapi tidak mengapalah, toh masih ada satu kerikil di dalam kantong untuk mengetahui kerikil warna apa yang sudah saya ambil tadi”.
Karena kerikil yang tersisa dalam kantong tentu saja berwarna hitam, maka akan dapat disimpulkan oleh yang berwenang bahwa si gadis telah mengambil kerikil putih. Tentu saja sang lintah darat tidak akan banyak ribut karena akan ketahuan bahwa ia telah berbuat licik dengan memasukkan kerikil yang keduanya berwarna hitam.
Dengan cara ini, menggunakan hasil dari berpikir lateral, si gadis telah sukses mengubah suatu situasi yang seolah-olah tidak mungkin berhasil menjadi sesuatu yang justru memberikan keuntungan pasti kepada dia dan ayahnya, yaitu terbebas sebagai istri lintah darat dan sekaligus terbebas dari hutang. Keuntungan ini lebih pasti daripada seandainya sang lintah darat benar-benar memasukkan satu kerikil hitam dan lainnya kerikil putih. Dalam situasi dimana sang lintah darat benar-benar jujur, si gadis hanya akan mempunyai peluang yang sama yaitu 50% untuk mengambil kerikil hitam atau putih. Berarti nasibnya belum pasti jika kondisi ini yang dihadapi.
Teknik de Bono dalam berpikir lateral
Ada beberapa alat mental atau metoda yang dapat digunakan untuk meningjkatkan berpikir lateral. Hal tersebut seperti:
- Masukan Acak: Pilih suatu obyek secara acak, bisa kata benda atau kata dari kamus, dan hubungkan dengan sesuatu yang sedang dipikirkan. Metoda ini juga dinamakan sebagai Method_of_focal_objects.
- Provokasi: Nyatakan persepsi yang umum diluar batasnya atau gunakan alternatif provokasi terhadap situasi umum yang sedang dibahas. Hal ini akan memancing adanya persepsi baru.
- Tantangan: Lakukan tantangan terhadap sesuatu kebiasaan. Hal ini dilakukan tidak untuk menyatakan bahwa cara yang ada sekarang bermasalah tetapi hanya untuk menuntun agar persepsi yang ada terlepas dan membangkitkan adanya persepsi yang baru.
Bagaimana cara meningkatkan ketrampilan berpikir atau berpikir lateral?
Biasanya kekampuan kognitif akan dihasilkan dari sekolahan, kehidupan sehari-hari atau informasi yang dikumpulkan dari berbagai cara. Tetapi ketrampilan berpikir haruslah dari latihan dan kesadaran haruslah tersedia terlebih dahulu sebagai dasarnya. Kesadaran akan melepaskan seseorang dari Kemelekatan, dimana kemelekatan akan membimbing seseorang kepada pola yang tertentu. Ketika seseorang telah berada dalam kondisi yang bebas, maka adanya ide yang baru akan dapat diterima dan dibuka. Dengan menerima ide yang baru atau membuka pola berpikir baru, maka berpikir lateral telah dilatih.
B. Sumber Ide dan Peluang Bisnis
A. Ide Kewirausahaan
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara :
1. Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif
2. Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin
3. Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
Ada tiga resiko yang dapat dievaluasi, yaitu :
1. Resiko pasar atau persaingan
2. Resiko financial
3. Resiko teknik
Kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang dan jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus menerus. Bagaimana ide bisa menjadi peluang? Jawaban atas pertanyaan ini, diantaranya :
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara/metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara melakukan suatu pekerjaan
B. Sumber Peluang Potensial
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan ide atau disebut screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil. Adapun langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut ;
1. Menciptakan produk baru dan berbeda
2. Mengamati pintu peluang
3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam
4. Menaksir biaya awal
5. Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi
C. Orientasi Eksternal dan Internal
Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi di dunia merangsang orientasi eksternal. Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya - sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang venture baru.
Orientasi Eksternal didapat dari :
1. Konsumen
2. Perusahaan yang sudah ada
3. Saluran distribusi
4. Pemerintah
5. Penelitian dan Pengembangan
Orientasi Internal didapat dari :
Tiga Tahap penggunaan sumber daya – sumber daya internal yaitu :
1. Analisa konsep hingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian masalah yang perlu dipecahkan
2. Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsur yang nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalahmasalahnya
3. Rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat untuk memecahkan masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa dipraktekkan Proses inovasi :
· Wirausahawan melihat adanya kebutuhan
· Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep
· Menguraikan masalah-masalah
· Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan
· Menemukan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
· Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
· Mencari pemecahan sementara
· Meneliti pemecahan dengan hati-hati
· Bergerak terus jika semuanya baik
· Mencapai keberhasilan
D. Sumber Gagasan Bagi Produk dan Jasa Baru :
- Kebutuhan akan sumber penemuan
- Membuat inovasi baru
- Sesuai keahlian
- Hobi atau kesenangan pribadi
- Menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar
- Memanfaatkan koneksi dan relasi
- Mengamati kecenderungan-kecenderungan
- Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada
- Mengapa tidak terdapat ?
- Kegunaan lain dari barang-barang biasa
- Pemanfaat produk dari perusahaan lain
- Usaha Warisan
- Ikut-ikutan
- Coba-coba
E. Pemilihan Bidang Usaha
Ada beberapa hal yang bisa Anda gunakan sebagai patokan awal dalam memilih suatu bidang usaha yang akan Anda tekuni dalam jangka panjang:
1. Lihat karakter usaha Anda dan sesuaikan dengan karakter pribadi Anda Anda perlu mengenali karakter bidang usaha Anda. Tujuannya adalah untuk melihat apakah karakter dasar Anda sesuai dengan karakter usaha Anda.
2. Lihat apakah Anda menyukai usaha tersebut Merupakan syarat mutlak bahwa seseorang harus menyukai usaha yang akan digelutinya. Kenyataan menunjukkan bahwa rasa suka pada usaha akan membuat seseorang lebih giat, tekun, dan pantang menyerah dalam menjalankannya sehingga nantinya akan membuahkan hasil yang baik. Disini, memulai usaha dari hobi bisa menjadi pertimbangan Anda. Karena hobi biasanya merupakan suatu hal yang disukai, maka hobi bisa berpotensi menjadi usaha yang berhasil. Tentunya dengan berbagai tambahan analisa lainnya.
3. Lihat apakah Anda mampu menjalankan usaha tersebut Sangat penting bagi kita untuk mengukur kemampuan diri dengan tujuan untuk melihat apakah kita mampu menjalankan usaha tersebut. Kita bisa mengukur kemampuan kita dengan mengadakan beberapa analisa atau riset sederhana mengenai usaha tersebut, kemudian hasilnya dibandingkan dengan kemampuan kita. Beberapa poin dalam analisa atau riset yang bisa dijadikan ukuran kemampuan kita adalah :
· Kemampuan modal usaha kita
· Kemampuan dalam hal keahlian kita
· Kemampuan kita membagi waktu (terutama bagi Anda yang masih kuliah)
· Kemampuan kita untuk mengimbangi dinamika dunia usaha sekaligus mengantisipasi persaingan yang ketat
· Dan lain-lain
4. Analisis risk-return dan potensi pengembangan usaha tersebut
Dalam memilih bidang usaha yang Anda geluti, sudah pasti Anda harus memperhitungkan berapa pengembalian modal (return) yang akan Anda dapatkan dari usaha tersebut. Hasil perhitungan tersebut haruslah dibandingkan dengan ririko-risiko yang mungkin terjadi. Jika dari perhitungan awal saja, usaha tersebut sudah nampak tidak layak dijalankan, buat apa Anda memaksakan diri? Hal lain yang perlu dilihat adalah kemungkinan bidang usaha tersebut untuk terus berkembang baik dari segi besaran pasar
maupun kemungkinan terciptanya cabang-cabang bidang usaha yang saling berkaitan. Contohnya tumbuhnya industri ponsel mendorong banyaknya toko ponsel, aksesoris ponsel, kios voucher isi ulang, download ringtone dan sebagainya. Hati-hati jika Anda memilih bidang usaha yang meskipun Anda kuasai betul, namun sudah tampak jenuh atau cenderung menyusut pasarnya. Bisa-bisa usaha Anda akan sulit berkembang nantinya.
F. Proses Perencanaan dan Pengembangan Produk :
• Tahap Gagasan
• Tahap Konsep
• Tahap Pengembangan Produk
• Tahap Uji Pemasaran
• Tahap Komersialisasi
G. Produk Yang Sesuai Untuk Perusahaan Kecil
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan kecil untuk penciptaan suatu produk :
- Untuk pemilihan produk, perusahaan harus memperhatikan pada sumber daya uang, tenaga kerja dan fasilitas yang dimiliki.
- Pemilihan segmen pasar yang memungkinkan.
- Untuk produk atau proses yang disuplai kepada perusahaan lain hendaknya sangat kecil volumenya sehingga tidak menarik minat para pelanggannya untuk memproduksinya sendiri.
- Tingginya nilai tambah. Keuntungan harus lebih besar dari biaya.
- Rentang waktu yang diperlukan untuk penyelesaian produk atau proses.
H. Arti Penting Orientasi Pemasaran
- Penyebab gagalnya bisnis kecil adalah kurangnya penjualan dan kurangnya daya saing
- Wirausahawan harus berorientasi konsumen
I. Kegagalan Didalam Memilih Peluang Bisnis Baru
- Kurangnya obyektivitas
- Kurangnya kedekatan dengan pasar
- Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai
- Diabaikannya kebutuhan finansial
- Kurangnya diferensiasi produk
- Pemahaman terhadap masalah-masalah hukum yang tidak memadai Peluncuran usaha baru Yang harus dilakukan oleh wirausahawan adalah :
ü Mempertahankan sikap obyektivitas dan selalu mencari gagasan bagi produk atau jasa
ü Dekat dengan segmen pasar yang ingin dimasuki
ü Memahami persyaratan teknis dari produk atau proses
ü Menelusuri secara mendetail kebutuhan finansial bagi pengembangan dan produksi
ü Mengetahui kendala hukum yang diterapkan pada produk atau jasa
ü Menjamin bahwa produk atau jasa menawarkan keuntungan tertentu yang membedakannya dari pesaing
ü Melindungi gagasan kreatif melalui hak paten, hak cipta, merek dagang dan merek jasa
2 komentar:
Terima kasih atas informasi menarik
terima kasih,,,sangat membuka wawasan lebih dalam lagi...
Posting Komentar